Wiki DhammaCitta

Buddhisme Indonesia

Alat Pengguna

Alat Situs


uposatha

Perbedaan

Ini menunjukkan perbedaan antara versi yang terpilih dengan versi yang sedang aktif.

Tautan ke tampilan pembanding ini

Revisi selanjutnya
Revisi sebelumnya
uposatha [2025/12/03 08:23] – dibuat sumedhouposatha [2025/12/03 08:31] (sekarang) sumedho
Baris 13: Baris 13:
 Di negara Mahayana yang menggunakan Kalender China melakukan Uposatha enam kali sebulan, pada tanggal ke delapan, empat belas, limat belas, dua puluh tiga dan dua hari terakhir. Di negara Mahayana yang menggunakan Kalender China melakukan Uposatha enam kali sebulan, pada tanggal ke delapan, empat belas, limat belas, dua puluh tiga dan dua hari terakhir.
  
-====== Nama Bulan Penuh pada hari Uposatha ======+===== Nama Bulan Penuh pada hari Uposatha =====
  
 Nama-nama Pāḷi hari Uposatha berdasarkan nama-nama sansekerta dari Nakśatra (Pāḷi: Nakkhatta), sebuah penanggalan Hindu, konstelasi atau segmentasi posisi bulan dalam penanggalan lunar. Nama-nama Pāḷi hari Uposatha berdasarkan nama-nama sansekerta dari Nakśatra (Pāḷi: Nakkhatta), sebuah penanggalan Hindu, konstelasi atau segmentasi posisi bulan dalam penanggalan lunar.
  
-^Nama Bulan ^ Pāḷi     ^ Sanskrit ^ Burmese ^ Sinhala ^ Thai  |      + Nama Bulan   Pāḷi   Sanskrit   Burmese   Sinhala   Thai  |      
 |  January  |  Phussa  |  Puṣya  |  Pyatho  |  Duruthu  |  Pusaya (ปุศยะ)  | |  January  |  Phussa  |  Puṣya  |  Pyatho  |  Duruthu  |  Pusaya (ปุศยะ)  |
 |  February  |  Māgha  |  Maghā  |  Tabodwe  |  Navam    Makha (มาฆะ)  | |  February  |  Māgha  |  Maghā  |  Tabodwe  |  Navam    Makha (มาฆะ)  |
Baris 125: Baris 125:
  
  
-“Ada, Visākhā, tiga jenis uposatha. Apakah tiga ini? Uposatha penggembala, uposatha Nigaṇṭha,<474> dan uposatha para mulia.+“Ada, Visākhā, tiga jenis uposatha. Apakah tiga ini? Uposatha penggembala, uposatha Nigaṇṭha, dan uposatha para mulia.
  
-(1) “Dan bagaimanakah, Visākhā, uposatha penggembala itu dijalankan? Misalkan, Visākhā, pada malam hari seorang penggembala mengembalikan sapi-sapinya kepada pemiliknya. Ia merenungkan sebagai berikut: ‘Hari ini sapi-sapi merumput di tempat-tempat ini dan itu dan meminum air dari tempat-tempat ini dan itu. Besok sapi-sapi merumput di tempat-tempat ini dan itu dan meminum air dari tempat-tempat ini dan itu.’ Demikian pula, seseorang di sini menjalankan uposatha dengan merenungkan sebagai berikut: ‘Hari ini aku memakan ini dan itu; hari ini aku memakan makanan jenis ini dan itu. [206] besok aku memakan ini dan itu; besok aku memakan makanan jenis ini dan itu. Dengan demikian ia melewatkan hari itu dengan keserakahan dan kerinduan dalam pikirannya. Adalah dengan cara demikian uposatha penggembala dijalankan. Uposatha penggembala, yang dijalankan demikian, tidak berbuah dan bermanfaat besar, juga tidak luar biasa cemerlang dan menyebar.+(1) “Dan bagaimanakah, Visākhā, uposatha penggembala itu dijalankan? Misalkan, Visākhā, pada malam hari seorang penggembala mengembalikan sapi-sapinya kepada pemiliknya. Ia merenungkan sebagai berikut: ‘Hari ini sapi-sapi merumput di tempat-tempat ini dan itu dan meminum air dari tempat-tempat ini dan itu. Besok sapi-sapi merumput di tempat-tempat ini dan itu dan meminum air dari tempat-tempat ini dan itu.’ Demikian pula, seseorang di sini menjalankan uposatha dengan merenungkan sebagai berikut: ‘Hari ini aku memakan ini dan itu; hari ini aku memakan makanan jenis ini dan itu. besok aku memakan ini dan itu; besok aku memakan makanan jenis ini dan itu. Dengan demikian ia melewatkan hari itu dengan keserakahan dan kerinduan dalam pikirannya. Adalah dengan cara demikian uposatha penggembala dijalankan. Uposatha penggembala, yang dijalankan demikian, tidak berbuah dan bermanfaat besar, juga tidak luar biasa cemerlang dan menyebar.
  
-(2) “Dan bagaimanakah, Visākhā, uposatha Nigaṇṭha dijalankan? Ada, Visākhā, para petapa yang disebut para Nigaṇṭha. Mereka menginstruksikan para siswa mereka sebagai berikut: ‘Marilah, sahabat, letakkanlah tongkat pemukul terhadap makhluk-makhluk hidup yang berdiam dalam jarak lebih dari seratus yojana di arah timur.<475> Letakkanlah tongkat pemukul terhadap makhluk-makhluk hidup yang berdiam dalam jarak lebih dari seratus yojana di arah barat. Letakkanlah tongkat pemukul terhadap makhluk-makhluk hidup yang berdiam dalam jarak lebih dari seratus yojana di arah utara. Letakkanlah tongkat pemukul terhadap makhluk-makhluk hidup yang berdiam dalam jarak lebih dari seratus yojana di arah selatan.’ Demikianlah mereka menginstruksikan mereka agar bersimpati dan berbelas kasihan terhadap beberapa makhluk hidup, tetapi tidak pada yang lainnya. Pada hari uposatha, mereka menginstruksikan para siswa mereka sebagai berikut: ‘Marilah, sahabat, setelah menyingkirkan semua pakaian, ucapkan: ‘Aku sama sekali bukan milik siapa pun, juga segala sesuatu di mana pun juga sama sekali bukan milikku.’<476> Akan tetapi, orang tuanya mengetahui: ‘Ini adalah putera kami.’ Dan ia mengetahui: ‘Mereka ini adalah orang tuaku.’ Istri dan anak-anaknya mengetahui: ‘Ia adalah penyokong kami.’ Dan ia mengetahui: ‘Mereka ini adalah istri dan anak-anakku.’ Para budak, pekerja, dan pelayannya mengetahui: ‘Ia adalah majikan kami.’ Dan ia mengetahui: ‘Mereka ini adalah para budak, pekerja, dan pelayanku.’ Demikianlah pada suatu kesempatan di mana mereka seharusnya diajarkan dalam kejujuran, [para Nigaṇṭha] mengajarkan mereka dalam kebohongan. Ini, Aku katakan, adalah kebohongan. Ketika malam berlalu, ia menggunakan kepemilikan yang belum diberikan. Ini, aku katakan, adalah mengambil apa yang tidak diberikan. Adalah dengan cara ini uposatha para Nigaṇṭha dijalankan. Ketika seseorang menjalankan uposatha seperti cara para Nigaṇṭha, maka uposatha itu tidak berbuah dan bermanfaat besar, juga tidak luar biasa cemerlang dan menyebar.+(2) “Dan bagaimanakah, Visākhā, uposatha Nigaṇṭha dijalankan? Ada, Visākhā, para petapa yang disebut para Nigaṇṭha. Mereka menginstruksikan para siswa mereka sebagai berikut: ‘Marilah, sahabat, letakkanlah tongkat pemukul terhadap makhluk-makhluk hidup yang berdiam dalam jarak lebih dari seratus yojana di arah timur.<475> Letakkanlah tongkat pemukul terhadap makhluk-makhluk hidup yang berdiam dalam jarak lebih dari seratus yojana di arah barat. Letakkanlah tongkat pemukul terhadap makhluk-makhluk hidup yang berdiam dalam jarak lebih dari seratus yojana di arah utara. Letakkanlah tongkat pemukul terhadap makhluk-makhluk hidup yang berdiam dalam jarak lebih dari seratus yojana di arah selatan.’ Demikianlah mereka menginstruksikan mereka agar bersimpati dan berbelas kasihan terhadap beberapa makhluk hidup, tetapi tidak pada yang lainnya. Pada hari uposatha, mereka menginstruksikan para siswa mereka sebagai berikut: ‘Marilah, sahabat, setelah menyingkirkan semua pakaian, ucapkan: ‘Aku sama sekali bukan milik siapa pun, juga segala sesuatu di mana pun juga sama sekali bukan milikku.’ Akan tetapi, orang tuanya mengetahui: ‘Ini adalah putera kami.’ Dan ia mengetahui: ‘Mereka ini adalah orang tuaku.’ Istri dan anak-anaknya mengetahui: ‘Ia adalah penyokong kami.’ Dan ia mengetahui: ‘Mereka ini adalah istri dan anak-anakku.’ Para budak, pekerja, dan pelayannya mengetahui: ‘Ia adalah majikan kami.’ Dan ia mengetahui: ‘Mereka ini adalah para budak, pekerja, dan pelayanku.’ Demikianlah pada suatu kesempatan di mana mereka seharusnya diajarkan dalam kejujuran, [para Nigaṇṭha] mengajarkan mereka dalam kebohongan. Ini, Aku katakan, adalah kebohongan. Ketika malam berlalu, ia menggunakan kepemilikan yang belum diberikan. Ini, aku katakan, adalah mengambil apa yang tidak diberikan. Adalah dengan cara ini uposatha para Nigaṇṭha dijalankan. Ketika seseorang menjalankan uposatha seperti cara para Nigaṇṭha, maka uposatha itu tidak berbuah dan bermanfaat besar, juga tidak luar biasa cemerlang dan menyebar.
  
-(3) “Dan bagaimanakah, Visākhā, uposatha para mulia dijalankan? [207] pikiran yang kotor dibersihkan melalui usaha.+(3) “Dan bagaimanakah, Visākhā, uposatha para mulia dijalankan? pikiran yang kotor dibersihkan melalui usaha.
  
 [Kemudian menjelaskan cara membersihkan pikiran melalui usaha dengan melakukan perenungan Tathāgata, Dhamma, Sangha, moralitasnya sendiri, dewata dan para Arahant yang telah meninggalkan delapan hal lalu menirunya.] [Kemudian menjelaskan cara membersihkan pikiran melalui usaha dengan melakukan perenungan Tathāgata, Dhamma, Sangha, moralitasnya sendiri, dewata dan para Arahant yang telah meninggalkan delapan hal lalu menirunya.]
  
-— AN 3.70: Uposatha Sutta+— [[https://dhammacitta.org/teks/an/an3/an3.70-id-bodhi.html|AN 3.70: Uposatha Sutta]]
  
uposatha.1764750229.txt.gz · Terakhir diubah: oleh sumedho