sejarah_buddhisme
Perbedaan
Ini menunjukkan perbedaan antara versi yang terpilih dengan versi yang sedang aktif.
| Kedua sisi revisi sebelumnyaRevisi sebelumnyaRevisi selanjutnya | Revisi sebelumnya | ||
| sejarah_buddhisme [2025/12/05 14:53] – [Buddhisme Awal/Prasektarian] seniya | sejarah_buddhisme [2025/12/06 02:22] (sekarang) – [Buddhisme Awal/Prasektarian] seniya | ||
|---|---|---|---|
| Baris 115: | Baris 115: | ||
| Para ahli sejarah menyebut ajaran Buddha awal mula yang berkembang sebelum perpecahan aliran sebagai Buddhisme awal atau Buddhisme pra-sektarian. Periode Buddhisme awal dimulai sejak Sang Buddha mengajarkan Dhamma pertama kali kepada lima pertapa yang kemudian menjadi para bhikkhu pertama di Taman Rusa Isipatana di Benares sampai beberapa ratus tahun setelah wafatnya Sang Buddha sebelum terjadinya perpecahan aliran-aliran. | Para ahli sejarah menyebut ajaran Buddha awal mula yang berkembang sebelum perpecahan aliran sebagai Buddhisme awal atau Buddhisme pra-sektarian. Periode Buddhisme awal dimulai sejak Sang Buddha mengajarkan Dhamma pertama kali kepada lima pertapa yang kemudian menjadi para bhikkhu pertama di Taman Rusa Isipatana di Benares sampai beberapa ratus tahun setelah wafatnya Sang Buddha sebelum terjadinya perpecahan aliran-aliran. | ||
| - | Ajaran-ajaran pokok yang secara historis berasal dari periode Buddhisme awal (oleh sebab itu dianggap berasal dari Sang Buddha sendiri), | + | Tak lama setelah wafatnya Sang Buddha, para bhikkhu yang berjumlah 500 orang mengadakan pertemuan untuk mengulang kembali ajaran-ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada berbagai kalangan selama 45 tahun pengembaraan Beliau berkeliling mengajar ke seluruh penjuru India. Pertemuan ini dikenal sebagai **Konsili Buddhis I** dan berhasil mengumpulkan ajaran Buddha yang dikelompokkan dalam Dhamma (ajaran praktis yang tertuang dalam kotbah-kotbah Sang Buddha) dan Vinaya (aturan disiplin monastik bagi para bhikkhu dan bhikkhuni). Walaupun sebelum wafatnya Sang Buddha berpesan agar beberapa aturan monastik yang kurang penting dapat dihapuskan, para bhikkhu dalam Konsili I memutuskan untuk tidak mengubah apa pun dalam Vinaya. |
| + | |||
| + | Seratus tahun kemudian terjadi perbedaan pendapat dan penafsiran atas Vinaya sehingga memunculkan 10 poin yang diajukan para bhikkhu dari negeri Vajji (Vajjiputtaka), | ||
| + | |||
| + | ==== Ajaran Pokok Buddhisme Awal ==== | ||
| + | |||
| + | Ajaran-ajaran pokok yang terdapat dalam teks Nikāya-Nikāya Pali dan Āgama-Āgama (dalam bahasa Cina kuno maupun bahasa India lainnya) | ||
| - Empat kebenaran mulia | - Empat kebenaran mulia | ||
| Baris 122: | Baris 128: | ||
| - Kemunculan (sebab-akibat) yang saling bergantungan | - Kemunculan (sebab-akibat) yang saling bergantungan | ||
| - Karma dan kelahiran kembali | - Karma dan kelahiran kembali | ||
| - | - Tiga karakteristik (ketidakkekalan [anicca], ketidakpuasan/ | + | - Tiga karakteristik (ketidakkekalan [anicca], ketidakpuasan/ |
| - | Namun demikian, penjelasan rinci item-item dalam ajaran-ajaran pokok ini bisa berbeda antara satu aliran Buddhis dengan yang lainnya, menunjukkan bahwa penjelasan ini merupakan hasil pengembangan | + | Namun demikian, penjelasan rinci item-item dalam ajaran-ajaran pokok ini bisa berbeda antara satu aliran Buddhis dengan yang lainnya, menunjukkan bahwa penjelasan ini merupakan hasil pengembangan |
| - | + | ||
| - | Tak lama setelah wafatnya Sang Buddha, para bhikkhu yang berjumlah 500 orang mengadakan pertemuan untuk mengulang kembali ajaran-ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada berbagai kalangan selama 45 tahun pengembaraan Beliau berkeliling mengajar ke seluruh penjuru India. Pertemuan ini dikenal sebagai **Konsili Buddhis I** dan berhasil mengumpulkan ajaran Buddha yang dikelompokkan dalam Dhamma (ajaran praktis yang tertuang dalam kotbah-kotbah Sang Buddha) dan Vinaya (aturan disiplin monastik bagi para bhikkhu dan bhikkhuni). Walaupun sebelum wafatnya Sang Buddha berpesan agar beberapa aturan monastik yang kurang penting dapat dihapuskan, para bhikkhu dalam Konsili I memutuskan untuk tidak mengubah apa pun dalam Vinaya. | + | |
| - | + | ||
| - | Seratus tahun kemudian terjadi perbedaan pendapat dan penafsiran atas Vinaya sehingga memunculkan 10 poin yang diajukan para bhikkhu dari negeri Vajji (Vajjiputtaka), | + | |
| + | Umumnya para ahli sejarah menggunakan perbandingan teks berbagai aliran Buddhisme awal, terutama Nikāya dan Āgama, untuk memperoleh gambaran lengkap bagaimanakah ajaran Buddha pada periode awal ini. Seringkali pendekatan ini disertai analisis yang tajam dan kritis menggunakan [[kritik_tekstual|metode kritik tekstual]]. | ||
| ===== Buddhisme Sektarian ===== | ===== Buddhisme Sektarian ===== | ||
| Baris 251: | Baris 254: | ||
| Menurut sumber Theravada dalam Kathavatthu, | Menurut sumber Theravada dalam Kathavatthu, | ||
| - | Sekitar 500-1000 tahun setelah Parinibbana Sang Buddha muncul aliran Mulasarvastivada (Sarvastivada akar) dan Vinaya-nya digunakan dalam aliran Mahayana Tibet saat ini. Menurut catatan Yijing, Mulasarvastivada juga berkembang di kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 M. Namun demikian, asal-usul aliran ini dan hubungannya dengan aliran Sarvastivada masih belum terungkap oleh para ahli. Menurut Bhikkhu Sujato dalam Sects and Sectarianism: | + | Sekitar 500-1000 tahun setelah Parinibbana Sang Buddha muncul aliran |
| > Ketidakpastian mengenai aliran ini telah membawa pada sejumlah hipotesis. Teori Frauwallner menyatakan bahwa Vinaya Mūlasarvāstivāda adalah aturan disiplin dari komunitas Buddhis awal yang berbasis di Mathura, yang sangat independen dalam perkembangannya sebagai komunitas monastik dari Sarvāstivādin dari Kaśmir (walaupun tentu saja ini tidak berarti mereka berbeda dalam hal ajaran). Lamotte, berlawanan dengan Frauwallner, | > Ketidakpastian mengenai aliran ini telah membawa pada sejumlah hipotesis. Teori Frauwallner menyatakan bahwa Vinaya Mūlasarvāstivāda adalah aturan disiplin dari komunitas Buddhis awal yang berbasis di Mathura, yang sangat independen dalam perkembangannya sebagai komunitas monastik dari Sarvāstivādin dari Kaśmir (walaupun tentu saja ini tidak berarti mereka berbeda dalam hal ajaran). Lamotte, berlawanan dengan Frauwallner, | ||
sejarah_buddhisme.1764946400.txt.gz · Terakhir diubah: oleh seniya
