Wiki DhammaCitta

Buddhisme Indonesia

Alat Pengguna

Alat Situs


jainisme

Perbedaan

Ini menunjukkan perbedaan antara versi yang terpilih dengan versi yang sedang aktif.

Tautan ke tampilan pembanding ini

Kedua sisi revisi sebelumnyaRevisi sebelumnya
Revisi selanjutnya
Revisi sebelumnya
jainisme [2025/11/29 14:54] – [Perbandingan Ajaran Buddha dan Jain] seniyajainisme [2025/11/29 15:23] (sekarang) seniya
Baris 1: Baris 1:
-====== MENGENAL JAINISME DAN PERBANDINGANNYA DENGAN BUDDHISME ======+====== Mengenal Jainisme dan Perbandingannya dengan Buddhisme ======
  
 Mempelajari agama secara pendekatan historis akan lebih komprehensif jika kita juga mengkaji ajaran-ajaran agama lain yang ada pada zaman yang sama atau lebih dulu muncul di daerah yang sama. Oleh sebab itu, pemahaman sejarah dan ajaran Jain sebagai salah satu aliran Sramanisme yang masih bertahan sampai saat ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana Buddhisme berkembang pada masa awalnya di India kuno. Mempelajari agama secara pendekatan historis akan lebih komprehensif jika kita juga mengkaji ajaran-ajaran agama lain yang ada pada zaman yang sama atau lebih dulu muncul di daerah yang sama. Oleh sebab itu, pemahaman sejarah dan ajaran Jain sebagai salah satu aliran Sramanisme yang masih bertahan sampai saat ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana Buddhisme berkembang pada masa awalnya di India kuno.
Baris 5: Baris 5:
 Jainisme merupakan agama yang lahir sezaman tetapi lebih tua daripada Buddhisme. Dikenal sebagai aliran Nigantha dalam teks-teks Buddhis, Jainisme secara historis merupakan aliran Sramana yang didirikan oleh Nigantha Nataputta atau dikenal sebagai Mahavira oleh para pengikutnya saat ini. Buddhisme juga lahir dari aliran Sramana (Sramanisme) pada masa India kuno. Sramanisme adalah sistem religius yang populer pada abad ke-6 SM selain agama utama para brahmana yang berdasarkan Veda (disebut Brahmanisme) di India. Jainisme merupakan agama yang lahir sezaman tetapi lebih tua daripada Buddhisme. Dikenal sebagai aliran Nigantha dalam teks-teks Buddhis, Jainisme secara historis merupakan aliran Sramana yang didirikan oleh Nigantha Nataputta atau dikenal sebagai Mahavira oleh para pengikutnya saat ini. Buddhisme juga lahir dari aliran Sramana (Sramanisme) pada masa India kuno. Sramanisme adalah sistem religius yang populer pada abad ke-6 SM selain agama utama para brahmana yang berdasarkan Veda (disebut Brahmanisme) di India.
  
-===== Perbandingan Biografi/Riwayat Hidup Buddha dan Mahavira =====+===== Perbandingan Riwayat Hidup Buddha dan Mahavira =====
  
 **Buddha** (secara harfiah berarti "Yang Tercerahkan") yang kita kenal dalam sejarah bernama Siddhattha (Siddhartha) dari keluarga Gotama (Gautama) yang merupakan keluarga bangsawan (ksatriya) dari suku Sakya. Suku Sakya menyatakan dirinya berasal dari dinasti Ikshvaku (Okkaka), silsilah kasta ksatriya yang terkemuka di India yang dikenal juga sebagai Dinasti Matahari (Suryavamsa).**[1]** Ayahnya adalah pemimpin suku Sakya bernama Suddhodana di Kapilavatthu (Kapilavastu) dan ibunya bernama Mahamaya. Menurut tradisi Buddhis, sebelum mengandung bayi Bodhisatta (calon Buddha), ibunya bermimpi dimasuki seekor gajah putih bergading enam dari sisi kanan, yang berarti akan mengandung anak yang akan menjadi seorang penguasa dunia (cakkavatti) atau seorang Yang Tercerahkan (Buddha).**[2]** **Buddha** (secara harfiah berarti "Yang Tercerahkan") yang kita kenal dalam sejarah bernama Siddhattha (Siddhartha) dari keluarga Gotama (Gautama) yang merupakan keluarga bangsawan (ksatriya) dari suku Sakya. Suku Sakya menyatakan dirinya berasal dari dinasti Ikshvaku (Okkaka), silsilah kasta ksatriya yang terkemuka di India yang dikenal juga sebagai Dinasti Matahari (Suryavamsa).**[1]** Ayahnya adalah pemimpin suku Sakya bernama Suddhodana di Kapilavatthu (Kapilavastu) dan ibunya bernama Mahamaya. Menurut tradisi Buddhis, sebelum mengandung bayi Bodhisatta (calon Buddha), ibunya bermimpi dimasuki seekor gajah putih bergading enam dari sisi kanan, yang berarti akan mengandung anak yang akan menjadi seorang penguasa dunia (cakkavatti) atau seorang Yang Tercerahkan (Buddha).**[2]**
Baris 133: Baris 133:
 Dalam hal __ahimsa__, walaupun Buddhisme juga mengenal istilah ini [namun jarang dipakai], tetapi tidak penerapannya seekstrem seperti Jainisme yang sampai mengajarkan vegetarianisme ketat di mana pengikut Jain tidak boleh memakan daging, ikan, telur, bawang putih, bawang bombay atau akar sayuran lainnya (mencabut akar tanaman dapat membunuh mikroorganisme yang hidup di dalam tanah), madu (dianggap sebagai kekerasan terhadap lebah), alkohol, makanan fermentasi (dianggap sebagai kekerasan terhadap mikroorganisme), air yang belum disaring (mungkin memiliki organisme kecil di dalamnya), jamur, dan ragi. Dalam hal __ahimsa__, walaupun Buddhisme juga mengenal istilah ini [namun jarang dipakai], tetapi tidak penerapannya seekstrem seperti Jainisme yang sampai mengajarkan vegetarianisme ketat di mana pengikut Jain tidak boleh memakan daging, ikan, telur, bawang putih, bawang bombay atau akar sayuran lainnya (mencabut akar tanaman dapat membunuh mikroorganisme yang hidup di dalam tanah), madu (dianggap sebagai kekerasan terhadap lebah), alkohol, makanan fermentasi (dianggap sebagai kekerasan terhadap mikroorganisme), air yang belum disaring (mungkin memiliki organisme kecil di dalamnya), jamur, dan ragi.
  
-{{:bhikkhu_pindapatta.jpg}}+{{::jain_monk.jpg}}
  
 //Gambar 4. Para pertapa pria Jain yang disebut muni atau nirgantha (yang tidak memakai jubah di tengah) bersama para pertapa wanitanya yang disebut aryika atau sadhvi (yang berjubah putih di sekeliling) sedang berkumpul bersama dalam suatu acara religius.// //Gambar 4. Para pertapa pria Jain yang disebut muni atau nirgantha (yang tidak memakai jubah di tengah) bersama para pertapa wanitanya yang disebut aryika atau sadhvi (yang berjubah putih di sekeliling) sedang berkumpul bersama dalam suatu acara religius.//
 +
 +Dari penjelasan panjang lebar di atas, beberapa kemiripan (persamaan dan perbedaan) ajaran Buddha dan Jain adalah:
 +
 +1. Sama-sama bertujuan mencapai pembebasan (moksha) atau Nibbana/Nirvana, tetapi dengan konsep yang berbeda. Buddhisme menyatakan Nibbana tidak dicirikan oleh suatu diri/jiwa (anatta) [Nibbana adalah lenyapnya dukkha (kebenaran mulia ketiga dari empat kebenaran mulia), yaitu dengan lenyapnya ketagihan/keinginan (tanha)], sedangkan Jainisme menyatakan Nirvana dicapai ketika diri/jiwa bebas dari arus karma yang menempelinya.
 +
 +2. Metode mencapai pembebasan sama-sama diawali dengan pemahaman konsep yang dianggap benar dalam kedua ajaran. Metode Buddhisme (yaitu JMB8) diawali dengan pandangan benar, yang menekankan pemahaman konsep anatta (bukan diri) sebagai antitesis/lawan dari pandangan salah tentang diri/personalitas, sedangkan metode Jainisme (yaitu tiga permata) diawali dengan keyakinan benar, yang menekankan keyakinan terhadap konsep jiva (jiwa) sebagai substansi kehidupan.
 +
 +3. Walaupun sama-sama mengutamakan praktik meninggalkan kehidupan duniawi sebagai pertapa (samana/sramana), jalan menuju pembebasan dalam Buddhisme menghindari latihan keras yang ekstrem (disebut jalan tengah), sedangkan jalan menuju pembebasan dalam Jainisme justru menekankan pentingnya latihan keras (tapa) seperti yang telah dilakukan Mahavira sendiri. Namun metode keduanya sama-sama menghindari kemanjaan dalam kesenangan indria dan berusaha melenyapkan nafsu keinginan yang dianggap menyebabkan kelahiran yang berulang-ulang. (Mungkin karena sifat latihan kerasnya maka ajaran Jain sulit menyebar keluar India pada masa kuno seperti halnya Buddhisme, walaupun pada masa modern saat ini Jainisme sudah menyebar ke seluruh dunia)
 +
 +4. Keduanya sama-sama tidak mengakui sosok pencipta yang menciptakan alam semesta ini beserta seluruh isinya. Buddhisme mengajarkan alam semesta mengalami siklus kehancuran dan pembentukan kembali yang berulang-ulang tanpa awal dan tanpa akhir, sedangkan Jainisme tidak mengajarkan siklus kehancuran dan pembentukan kembali demikian, melainkan alam semesta adalah tiada awal dan tiada akhir sama sekali (kekal selamanya) walaupun mengalami siklus masa kenaikan (di mana terdapat kebahagiaan dan kenaikan usia rata-rata manusia) dan masa kemerosotan (di mana terdapat penderitaan dan penurunan usia rata-rata manusia).
 +
 +5. Sama-sama meyakini adanya hukum karma dan kelahiran kembali dengan konsep yang berbeda. Sementara Buddhisme mengajarkan karma sebagai proses sebab akibat (kausalitas) semata tanpa adanya pelaku/agen yang berbuat dan menerima akibat perbuatan serta mengalami kelahiran kembali, Jainisme mengajarkan karma sebagai arus materi yang menempel pada jiwa karena adanya aktivitas pikiran, ucapan, dan jasmani. Oleh sebab itu, dalam Jainisme ada praktik religius yang disebut sallekkhana, yaitu penghentian segala aktivitas kehidupan bahkan tidak makan dan minum sama sekali, untuk menghentikan arus karma dan mencapai pembebasan dari kelahiran kembali; sedangkan Buddhisme tidak menganggap penghentian karma/perbuatan/aktivitas sebagai jalan membebaskan diri dari samsara, melainkan dengan cara menghentikan sebab kelahiran kembali, yaitu tanha (keinginan/ketagihan), melalui meditasi (perhatian benar) hingga mencapai konsentrasi meditatif (jhana).
 +
 +Dapat disimpulkan bahwa kedua agama ini bagaikan saudara dekat/kakak-adik jika dilihat dari latar belakang historis kemunculannya serta kedekatan/kemiripan tokoh guru spiritual dan ajarannya.
jainisme.1764428059.txt.gz · Terakhir diubah: oleh seniya