Wiki DhammaCitta

Buddhisme Indonesia

Alat Pengguna

Alat Situs


greater_magadha

Perbedaan

Ini menunjukkan perbedaan antara versi yang terpilih dengan versi yang sedang aktif.

Tautan ke tampilan pembanding ini

Kedua sisi revisi sebelumnyaRevisi sebelumnya
Revisi selanjutnya
Revisi sebelumnya
greater_magadha [2025/11/30 03:44] seniyagreater_magadha [2025/11/30 15:32] (sekarang) – [Brahmanisme dan Sramanisme: Manakah yang Lebih Tua?] seniya
Baris 2: Baris 2:
  
 Narasi historis yang umumnya diterima oleh para sejarahwan adalah bahwa Brahmanisme merupakan agama tertua India kuno yang berasal dari kepercayaan bangsa Arya berdasarkan kitab Veda dan Sramanisme muncul kemudian sebagai reaksi atas otoritas Brahmanisme yang melemah. Narasi historis ini telah dibahas secara lengkap pada artikel [[sejarah_buddhisme#pra-buddhisme|Sejarah Buddhisme subjudul Pra-Buddhisme]] Narasi historis yang umumnya diterima oleh para sejarahwan adalah bahwa Brahmanisme merupakan agama tertua India kuno yang berasal dari kepercayaan bangsa Arya berdasarkan kitab Veda dan Sramanisme muncul kemudian sebagai reaksi atas otoritas Brahmanisme yang melemah. Narasi historis ini telah dibahas secara lengkap pada artikel [[sejarah_buddhisme#pra-buddhisme|Sejarah Buddhisme subjudul Pra-Buddhisme]]
 +
 +Namun demikian, pada masa modern narasi historis ini mulai dipertanyakan oleh para sejarahwan dan beberapa di antaranya mengemukakan teori baru tentang awal mula kedua agama utama India kuno ini, misalnya Johannes Bronkhorst dalam bukunya //[[https://www.researchgate.net/publication/305045960_Greater_Magadha_Studies_i_The_culture_of_early_India|Greater Magadha: Studies in the Culture of Early India]]// (2007)
 +dan Geoffrey Samuel dalam bukunya //[[https://www.academia.edu/40398936/THE_ORIGINS_OF_YOGA_AND_TANTRA_Indie_Religions_to_the_Thirteenth_Century|The Origins of Yoga and Tantra: Indic Religions to the Thirteenth Century]]// (2008).
 +
 +===== Teori Greater Magadha =====
 +
 +Menurut Bronkhorst, walaupun Brahmanisme telah ada ketika aliran-aliran Sramanisme, seperti Buddhisme, Jainisme dan Ajikivisme, berkembang, namun para brahmana belum menduduki posisi dominan di wilayah Magadha dan sekitarnya, tempat lahirnya tradisi sramana, sehingga munculnya Sramanisme bukan reaksi terhadap pemikiran dan tradisi brahmana. Bronkhorst menyebut wilayah Magadha dan sekitarnya ini sebagai **//Greater Magadha// (Magadha Besar)** sehingga teorinya disebut //Greater Magadha theory// (teori Magadha besar).
 +
 +Salah satu dasar argumen Bronkhorst adalah definisi "negeri Arya" (āryāvarta) menurut ahli tata bahasa Patañjali (yang diperkirakan hidup pada tahun 150 SM), yaitu di antara gurun Thar (dekat perbatasan India dan Pakistan sekarang) di barat sampai dengan pertemuan sungai Gangga dan Yamuna di timur. Sekitar empat abad kemudian teks Mānava Dharmaśāstra memperluas cakupan wilayah Āryāvarta dari bagian barat sampai dengan lautan sebelah timur, lebih luas daripada definisi Patañjali. Hal ini berarti perubahan besar telah terjadi antara abad ke-2 SM dan abad ke-2 atau ke-3 M: para brahmana abad ke-2 SM menganggap daerah sebelah timur lembah sungai Gangga sebagai negeri asing, sedangkan para brahmana abad ke-2 atau ke-3 M melihat daerah yang sama sebagai negeri mereka. Daerah tersebut pada masa Patañjali tidak dianggap sebagai wilayah para brahmana. Namun ini bukan berarti tidak ada brahmana di sana, melainkan para brahmana yang tinggal di daerah itu tidak dianggap sebagai anggota masyarakat yang tertinggi seperti yang diklaim para brahmana di daerah sebelah barat. Artinya, di daerah tersebut pengaruh Brahmanisme (tradisi Veda) belum mengakar dengan kuat.
 +
 +Daerah sebelah timur pertemuan sungai Gangga dan Yamuna yang adalah wilayah kerajaan Magadha dan sekitarnya (Greater Magadha) merupakan tempat lahirnya aliran-aliran tradisi Sramana, terutama Buddhisme dan Jainisme, di mana Sang Buddha dan Mahavira hidup dan mengajarkan ajarannya masing-masing. Jika pada masa Patañjali daerah ini belum menjadi wilayah para brahmana, maka daerah ini pasti bukan wilayah para brahmana pada masa Sang Buddha, karena Patañjali hidup dua atau dua setengah abad setelah wafatnya Sang Buddha.
 +
 +{{::greater_magadha.jpg}}
 +
 +//Gambar 1. Daerah Greater Magadha pada masa India kuno//
 +
 +Daerah Greater Magadha menurut Bronkhorst membentang dari Śrāvastī/Savatthi, ibukota kerajaan Kosala, di barat laut sampai Rājagṛha/Rajagaha, ibukota kerajaan Magadha di tenggara. Bahwa daerah ini bukan wilayah pengaruh Brahmanisme pada abad-abad setelah Sang Buddha dan sebelum Patañjali juga terlihat pada sejarah perpolitikannya. Raja-raja awal kerajaan Magadha, yaitu Śreṇika/Seniya Bimbisāra dan Ajātaśatru/Ajatasattu, merupakan pengikut Buddhis atau Jain. Dinasti Nanda yang menguasai Pataliputra, ibukota kerajaan Magadha, pada sekitar tahun 350 SM adalah pengikut Jain yang taat. Chandragupta Maurya yang menggulingkan kekuasaan Dinasti Nanda juga tidak tertarik pada Brahmanisme, melainkan menganut Jainisme dan diyakini meninggal sebagai orang suci Jain. Putranya Bindusara lebih tertarik pada ajaran Ajivika dan cucunya Asoka tertarik pada Buddhisme kemudian para raja penerus Asoka menganut Ajivikisme dan Jainisme. Hanya ketika Dinasti Sunga yang berasal dari kasta brahmana berkuasa pada tahun 185 SM, pengaruh Brahmanisme mulai menguat di daerah ini.
 +
 +Literatur Veda dan pasca-Veda awal tidak banyak memberikan informasi tentang budaya daerah timur ini. Namun demikian, bacaan dalam Śatapatha Brāhmaṇa menyebutkan "orang-orang bengis dari timur" (//āsuryaḥ prācyāḥ [prajāḥ]//) yang memiliki kebiasaan membangun gundukan pemakaman yang bundar, tidak seperti pemakaman bersegi empat yang digunakan oleh para pengikut Veda. Bangunan gundukan pemakaman yang bundar ini tak diragukan lagi merupakan nenek moyang stupa, yang digunakan saat ini dalam Buddhisme dan Jainisme (serta kemungkinan Ajivikisme juga). Bangunan pemakaman mirip stupa ini merupakan ciri khas budaya daerah Greater Magadha sebelum kemunculan ketiga agama Sramanisme ini.
 +
 +Selain itu, ciri khas budaya Greater Magadha lainnya, menurut Bronkhorst, adalah kepercayaan pada kelahiran kembali dan karma, yang ditafsirkan berbeda-beda oleh agama-agama yang lahir di daerah tersebut. Semuanya, kecuali Buddhisme, meyakini bahwa semua perbuatan menghasilkan akibat karma dan untuk bebas dari kelahiran kembali adalah dengan menghentikan semua aktivitas pikiran, ucapan, dan jasmani melalui pertapaan keras. Buddhisme menolak konsep semua perbuatan adalah karma dan cara pertapaan keras demikian sehingga sebagai gantinya menekankan pelatihan pengembangan mental yang kita kenal sebagai meditasi. Dengan demikian, kepercayaan pada kelahiran kembali dan karma, termasuk kehidupan pertapaan dan meditasi yang muncul sebagai reaksi terhadap kepercayaan ini, adalah produk kebudayaan Greater Magadha (tradisi Sramana) yang kemudian mempengaruhi Brahmanisme sehingga kepercayaan tersebut menjadi doktrin utama agama-agama India kuno hingga saat ini.
 +
 +===== Interaksi Dua Kebudayaan yang Berbeda =====
 +
 +Kesimpulan yang serupa tetapi tak sama juga didapatkan oleh Geoffrey Samuel melalui kajian arkeologis. Jejak arkeologis awal bangsa Arya di India setelah berakhirnya kebudayaan lembah sungai Indus dan dimulainya zaman besi adalah **Painted Grey Ware (PGW)** [tembikar abu-abu yang diwarnai] yang berasal dari sekitar tahun 1100 SM dari daerah Kuru-Pancala dan penyebarannya berkaitan dengan wilayah pengaruh kebudayaan Veda-Brahmanisme. Wilayah penyebaran PGW ini tidak melampaui daratan pertemuan sungai Gangga dan Yamuna, yang menandai batas kendali dan pengaruh bangsa Arya.
 +
 +Gaya tembikar PGW akhirnya digantikan oleh gaya tembikar **Northern Black Polished Ware (NBPW)** [tembikar hitam bagian utara yang dipoles] pada sekitar tahun 550 SM dengan wilayah penyebaran yang lebih luas dan menandai dimulainya era urbanisasi kedua dalam sejarah India kuno di mana pemukiman urban baru muncul di lembah sungai Gangga. [**Era urbanisasi pertama** berlangsung pada tahun 2500–1900 SM dengan munculnya kota-kota besar di lembah sungai Indus, termasuk Mohenjo-Daro dan Harrapa, sebelumnya akhirnya ditinggalkan dan berubah menjadi pemukiman kecil akibat mengeringnya sistem irigasi yang bersumber dari sungai Ghaggar-Hakra. Periode setelah berakhirnya era urbanisasi pertama dan sebelum dimulainya era urbanisasi kedua disebut **era integrasi** di mana kebudayaan lembah sungai Indus perlahan-lahan menyatu dengan kebudayaan bangsa Arya yang bermigrasi ke wilayah India pada masa ini].
 +
 +{{::pgw_nbpw.jpg}}
 +
 +//Gambar 2. Peta penyebaran PGW dan NBPW//
 +
 +Di luar daerah PGW terdapat kebudayaan Malwa dan Jorwe yang masing-masing dimulai pada tahun 1700 SM dan 1400 SM di daerah Deccan bagian utara dan barat. Peninggalan arkeologis yang ditemukan di daerah ini tidak menunjukkan jejak pengaruh dari wilayah bangsa Arya di utara. Daerah ini tetap menjadi wilayah penting (sebagai kerajaan Avanti) pada masa Sang Buddha dan kota-kota besarnya, seperti Vidisa dan Ujjayini menjadi pusat yang signifikan pada abad-abad berikutnya. Daerah Gangga tengah dicirikan oleh kompleks budaya yang berbeda tetapi berhubungan. Ini adalah wilayah penanaman padi paling awal yang diketahui di Asia Selatan dan pada 1800 SM adalah lokasi populasi Neolitikum maju yang terkait dengan situs Chirand dan Chechar yang muncul dari kemampuan mempertahankan dirinya sendiri untuk dihubungkan dengan kebudayaan Malwa dan Deccan.
 +
 +Dengan demikian, model lama tentang ekspansi dominasi bangsa Arya menuju daerah Gangga tengah yang menyebabkan kebudayaan zaman besi dan urbanisasi harus direvisi menjadi model "dua proses kultural yang bergerak kurang lebih bersamaan menuju penggunaan besi dan urbanisasi dari dua sumber terpisah: satu di Punjab timur, Rajasthan, daerah pertemuan sungai Gangga dan Yamuna, dan menuju utara ke Himalaya sebelah barat 81° bujur, yang dikenal sebagai kebudayaan PGW dan bangsa Arya; yang lainnya – berdasarkan budaya Gangga timur dengan hubungan awal yang jelas dengan kompleks budaya tipe Malwa – di daerah Patna, di lembah sungai Ghagara dan Gandak sebelah barat laut Patna, dan menuju barat ke daerah pertemuan sungai Gangga dan Yamuna bagian bawah."
 +
 +Situs perkotaan Śrāvastī dan Sāketa (Ayodhyā) berada di luar daerah PGW dan hanya memiliki kontak marginal dengan kebudayaan PGW sebelum dimasukkan ke dalam kebudayaan NBPW sekitar 700/600 SM. Kebudayaan berikutnya (NBPW) ini dikaitkan dengan kebudayaan urban yang berkembang di wilayah Gangga tengah dan kerajaan awal Kosala dan Magadha. Pada wilayah ini terdapat "kebudayaan poltik-ekonomi baru" yang sedang terbentuk di mana Sramanisme memainkan peranan aktif serta berbeda dengan kebudayaan Veda-Brahmanisme yang berasal dari daerah Kuru-Pancala.
 +
 +Menurut Samuel, interaksi antara dua dunia yang berbeda ini, yaitu dunia Veda-Brahmanisme dari daerah Kuru-Pancala dan dunia non-Veda dari daerah Gangga tengah dan Deccan bagian utara (yang kemudian disebut daerah Kosala-Videha), mewarnai perkembangan awal agama-agama India kuno pada tahun 500–400 SM. Walaupun kedua dunia ini berbeda, tetapi keduanya memiliki beberapa hal penting yang sama, yaitu menggunakan bahasa Indo-Arya yang sama, kehadiran para brahmana, pembagian kelompok masyarakat Indo-Arya (varna), dan pemujaan dewa-dewa Indo-Arya seperti Indra. Populasi kedua daerah ini sama-sama merupakan percampuran populasi Indo-Arya dan non-Indo-Arya. Dengan demikian, perbedaan kedua dunia bukanlah bersifasi rasial tetapi lebih bersifat kultural.
 +
 +{{::kuru-pancala_kosala-videha.jpg}}
 +
 +//Gambar 3. Dua dunia kebudayaan India kuno: Kuru-Pancala (Veda-Brahmanisme) dan Kosala-Videha (non-Veda).//
 +
 +Perbedaan budaya antara kedua dunia ini antara lain terlihat pada legenda dan mitologi asal mula raja-raja yang berkuasa di kedua daerah tersebut. Mitologi raja-raja Kuru-Pancala didasarkan pada kisah **Mahabharata** yang menceritakan silsilah raja-raja yang disebut **Dinasti Bulan (Candravamsa)**. Dinasti ini berasal dari keturunan dewa bulan (Candra) dan dewi Tara. Putra keduanya adalah Budha (planet merkurius) yang memiliki putra, yaitu Raja Puruvara, yang berhubungan dengan sosok apsara (bidadari) bernama Urvasi. Keturunannya, Raja Yayati, memiliki lima orang putra dengan yang termuda bernama Puru, leluhur klan Paurava, di mana Raja Bharata berasal. Inti kisah Mahabharata adalah perang antara Pandava dan Kaurava, dua kelompok keturunan Raja Bharata, yang dimenangkan oleh Pandava dengan bantuan Krsna. Pertempuran utama perang ini terjadi di Kuruksetra, pusat negeri Kuru-Pancala.
 +
 +Sedangkan legenda dan mitologi daerah Gangga tengah (Kosala-Videha) didasarkan pada mitologi **Dinasti Matahari (Suryavamsa)** yang terdapat dalam kisah **Ramayana**. Dinasti ini berasal dari seorang raja bernama Iksvaku (atau disebut Okkaka dalam versi Buddhis Pali), yang adalah putra Vaivasvata Manu, manusia pertama yang adalah putra Vivasvat (dewa matahari/Surya). Rama, raja Ayodhya (ibukota kerajaan Kosala), tokoh utama dalam kisah Ramayana, adalah keturunan Dinasti Matahari. Tradisi Buddhis dan Jain juga menyatakan pendiri agama mereka, Siddhartha Gautama (Buddha) dan Vardhamana (Mahavira), adalah keturunan Dinasti Matahari ini.
 +
 +Dua epik India kuno (Mahabharata dan Ramayana) juga menggambarkan konsep dan fungsi raja yang berbeda antara kedua dunia. Berdasarkan penggambaran raja dalam Mahabharata, kebudayaan Kuru-Pancala menganut konsep **raja pejuang (//warrior king//)**, yaitu raja sebagai penggerak kekuatan militer yang memiliki armada perang untuk memastikan kepatuhan dari pemimpin atau raja di sekitarnya. Hal ini diungkapkan oleh ritual pengorbanan kuda yang disebut asvamedha. Sebelum pengorbanan kuda dapat dilakukan, seekor kuda diizinkan berkeliaran sesuka hati selama satu tahun dan para prajurit raja harus mempertahankan dan menjaganya di wilayah mana pun ia berkeliaran. Model raja ini sesuai dengan kecenderungan populasi bangsa Arya yang awalnya adalah penggembala berkuda yang selalu berpindah-pindah.
 +
 +Konsep raja dalam kebudayaan Kosala-Videha seperti dalam kisah Ramayana digambarkan sebagai **raja bijaksana (//wisdom king//)** yang tidak seperti pejuang, melainkan orang bijaksana yang memiliki kecenderungan untuk menyepi dan bertapa di dalam hutan. Hal ini tampak dalam kisah Raja Nimi atau Nami, leluhur raja Mithila yang menurunkan Sita, istri Rama, di mana ia digambarkan dalam sumber-sumber Brahmanis, Buddhis, dan Jain sebagai seorang raja yang meninggalkan keduniawian (mengikuti tradisi Sramana). Menurut Buddhis dan Jain, Nimi adalah salah seorang dari empat raja yang meninggalkan keduniawan dan akhirnya menjadi Pratyekabuddha/Paccekabuddha. Model raja bijaksana ini sesuai dengan kecenderungan masyarakat daerah Gangga tengah yang bersifat agraris dan sudah menetap.
 +
 +Tradisi pertapaan (asketisme) sama-sama terdapat dalam kedua dunia, namun berbeda dalam cara dan tujuannya: pertapaan Veda (vānaprastha) dari Brahmanisme dengan memelihara api suci bertujuan untuk terlahir kembali di surga, sedangkan pertapaan non-Veda dari Sramanisme yang tanpa api suci bertujuan untuk bebas dari kelahiran kembali. Menurut Samuel, tradisi pertapaan ini berasal dari "ucapan/literatur oral kebijaksanaan yang secara umum digunakan bersama", termasuk juga dalam hal pemahaman karma dan kelahiran kembali dalam agama-agama India kuno ini. Jadi, berbeda dengan Bronkhorst yang berpendapat bahwa ajaran karma dan kelahiran kembali berasal dari tradisi Sramana, Samuel cenderung berpendapat bahwa baik tradisi Brahmana maupun tradisi Sramana sama-sama memiliki ajaran karma dan kelahiran kembali yang kemungkinan berasal dari suatu sumber lisan yang digunakan bersama.
 +
 +===== Kesimpulan =====
 +
 +Jika kita menerima teori atau narasi historis standar bahwa Sramanisme berasal dari reaksi atas melemahnya Brahmanisme, maka benar bahwa tradisi Brahmana lebih tua daripada tradisi Sramana. Namun demikian, berdasarkan teori atau model historis terbaru dari Bronkhorst maupun Samuel seperti yang dibahas di atas, tampaknya tradisi Brahmana maupun Sramana sama tuanya karena keduanya berasal dari dua kebudayaan yang muncul hampir bersamaan di India kuno, yaitu kebudayaan atau tradisi Veda-Brahmanisme dari daerah Kuru-Pancala dan tradisi non-Veda dari daerah yang disebut Greater Magadha (Bronkhorst) atau Kosala-Videha (Samuel).
greater_magadha.1764474277.txt.gz · Terakhir diubah: oleh seniya